Minggu, 11 Agustus 2024

Haruskah Saya Hijrah ke Linux?: 3 Alasan Mengapa Jangan Pakai Linux!

Dewasa kini Linux memang lagi hangat-hangatnya dibicarakan di jagat internet. Isu dimatikannya update dan support Windows 10 di tahun 2025 akan datang membuat para pengguna komputer mau tak mau harus meng-upgrade sistem operasinya ke Windows 11, atau hijrah ke Linux agar komputernya tetap aman dan terus mendapatkan update. Belum lagi para penggiat IT pada getol banget mempromosikan Linux ke kita agar terciptanya lingkungan software open source di dunia per-IT-an di Indonesia. Namun, haruskah kita FOMO buat ikut-ikutan hijrah ke Linux agar dianggap menjadi bagian "a cool kids"?

Memang ada sebagian orang yang rasanya fine-fine aja jika harus menggunakan Linux secara penuh untuk menunjang pekerjaan sehari-harinya di depan komputer. Apalagi kalau penggunaannya hanya browsing internetan saja, toh Linux udah mumpuni banget. Namun ada beberapa bagian yang in my opinion you shouldn't use Linux as your main operating system. Siapa sajakah orang-orang tersebut? — 3 Alasan Mengapa Jangan Pakai Linux!

  1. Kamu Adalah Pekerja Kreatif Yang Mengandalkan Adobe Suite

    Kalau Anda adalah seseorang yang bekerja di bidang kreatif, terutama yang sangat bergantung dengan software-software keluaran Adobe, sebaiknya Anda urungkan dulu untuk hijrah ke Linux. Ya, sampai saat ini Adobe belum merilis dukungan aplikasinya terhadap Linux. Memang sih ada alternatif software lain yang memiliki dukungan terhadap Linux. Namun apakah tergolong "worth it" melakukan perubahan workflow yang selama ini udah settle di software Adobe ke software alternatif hanya demi menjadi bagian 'the cool kids si paling Linux'?

  2. Kamu Adalah Pekerja Kantoran Yang Bergantung Dengan Microsoft Office Suite

    Sejauh ini pun Microsoft tidak meluncurkan software Office Suite-nya ke sistem operasi Linux, hanya untuk Windows dan Mac saja. Meskipun demikian, Linux punya alternatif open source-nya yang menurutku tak kalah bagus dibandingkan Microsoft Office. Salah satu aplikasi office suite open source favoritku ialah Libre Office. Untuk mengetik maupun membuat dokumen sederhana, Libre Office sudah cukup banget untuk penggunaanku. Begitu pula untuk aplikasi spreadsheet-nya, selama menggunakan Libre Office Calc, melakukan kalkukasi menggunakan rumus-rumus Excel yang pernah kupelajari sebelumnya tak ada kendala yang berarti.

    Namun yang menjadi masalah adalah ketika kita harus berhadapan dengan file dokumen yang dibuat dengan Microsoft Office. Jika semua kantor pada sepakat buat gunain Libre Office sih ya nggak masalah. Namun pada kenyataannya, I can safely say 99% perkantoran yang pernah aku lihat pasti menggunakan aplikasi Microsoft Office untuk urusan pembuatan dokumennya. Even worse mereka rela melakukan cracking agar dapat menggunakan aplikasi berbayar tersebut tanpa keluar uang sepeser pun. Ya, membuka file Microsoft Office di Libre Office maupun aplikasi-aplikasi lain terkadang hasilya tak 100% sempurna. Pasti ada saja layout dokumen yang miring, atau ada teks yang tiba-tiba letaknya terlalu menjorok ke kanan, dan masalah-masalah menjengkelkan yang lainnya. Kalau mesti ngedit dulu tiap mau buka dokumen jadinya repot banget dong?

  3. Kamu Adalah PC Gamer

    Linux gaming di tahun-tahun sekarang sudah jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Sudah banyak game-game PC yang support dengan Linux. Salah satunya adalah Counter-Strike 2.

    Hanya saja, tak seluruh game yang memiliki dukungan terhadap Linux. Sebenarnya bisa saja "agak maksa" ngejalanin game "Windows Only" tersebut dengan di Linux menggunakan tools Wine, tetapi jangan harap game tersebut bakal smooth sailing layaknya berjalan native di Windows. Lagi-lagi, solusi terbaiknya ialah tetap stay di Windows.

Pada intinya semuanya tergantung dengan kebutuhan kita. Jika hijrah ke Linux dirasa tidak akan mengganggu workflow pekerjaan kita, terlebih-lebih bisa mempercepat pekerjaan kita ya silahkan pindah ke Linux. Banyak distro-distro Linux yang ramah terhadap kaum-kaum pemula yang bisa dicobain. Namun apabila de.. Toh perlu diingat, komputer itu sebatas tools yang memudahkan pekerjaan kita. Tak peduli sistem operasinya mau Windows-kah, Linux-kah, atau bahkan DOS-kah, selagi memang dibutuhkan dan menghasilkan cuan, mengapa harus menyusahkan diri sendiri hanya demi pengakuan orang lain biar bisa disebut "si paling Linux". Kalaupun berencana mau belajar Linux tapi pekerjaan kita harus menggunakan Windows, bisa menggunakan konfigurasi dual-boot Windows & Linux di komputer kita.

Demikianlah tulisan tentang Haruskah Saya Hijrah ke Linux?: 3 Alasan Mengapa Jangan Pakai Linux! ini. Insya Allah kalau ada kesempatan akan aku buatkan juga 3 Alasan Mengapa Harus Pakai Linux. Thanks for reading this article, see you next time!

Posting Komentar

ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme