Kamis, 30 Mei 2024

Photopea: Kloningan Photoshop Gratis yang Support Multiplatform

Siapa sih yang nggak pernah dengar istilah “Photoshop”? Itu loh aplikasi komputer keluaran Adobe yang fungsinya untuk memanipulasi foto. Kalau melihat foto-foto yang terlihat tidak mungkin masuk akal di dunia nyata, biasanya kita bergumam "ini pasti editan", atau yang agak berbahasa teknis sedikit "pasti hasil Photoshop". Saking terngiang-ngiangnya istilah Photoshop di kalangan pengguna komputer, kata "photoshop" sendiri pun terdaftar di Kamus Oxford sebagai kata baku dalam Bahasa Inggris.

Meskipun sangat terkenal, yang menjadikan orang agak sungkan menggunakan Adobe Photoshop adalah biaya lisensinya yang tidak murah bagi sebagian orang. Ya, Photoshop itu berbayar, bukan gratisan. Jika kalian pengguna Adobe Photoshop dan merasa tidak pernah membayar uang sepeser untuk menggunakan aplikasinya, dapat dipastikan Anda merupakan seorang pak tani, alias pelaku pembajakan aplikasi hehee...

Thumbnail Photopea: Image by zlatko_plamenov on Freepik

Pada kesempatan kali ini aku akan berbagi salah satu perangkat lunak alternatifnya Adobe Photoshop. Saking "alternatifnya", bisa dibilang software ini kloningan dari Photoshop, alias plek-ketiplek mirip banget dengan photo manipulator buatan Adobe tersebut. Yang lebih kerennya lagi, aplikasi tersebut bersifat GRATIS dan support multiplatform. Multiplatform yang bagaimana? Ya, aplikasi tersebut tak hanya terbatas untuk PC Windows/Mac saja, melainkan bisa dipakai di Linux, ChromeOS, bahkan smartphone pun support! Penasaran apa nama aplikasinya?

Photopea: Kloningan Photoshop, Namun Gratisan

Mari berkenalan dengan Photopea. Ya, aplikasi inilah bisa kubilang sebagai kloningan Adobe Photoshop. Bukan tanpa alasan aku menyatakan demikian, karena realitanya memang demikian. Bagi yang biasa ngedit pakai Photoshop, pasti nggak akan asing ketika menggunakan Photopea. Mengapa demikian? Literally hampir seluruh menu, tata letak tombol, dan mini window pun mirip banget dengan Adobe Photoshop. Bahkan yang lebih hebatnya, Photopea mampu membuka seluruh file PSD-ku yang sebelumnya aku buat di Photoshop tanpa kendala. Style, layer, bahkan Blending Options pun semuanya bisa di-render tanpa kendala oleh Photopea. Itulah mengapa aku berani menyebutnya sebagai "kloningan Adobe Photoshop".

Tampilan Photopea, mirip banget dengan Adobe Photoshop

Banyak artikel yang bilang GIMP adalah alternatif open source dari Adobe Photoshop, termasuk artikel yang sempat aku tulis pun (Ayo Lawan Software Bajakan, Pakailah yang Gratis!) mengatakan demikian. Kenyataannya, bertahun-tahun usai hijrah ke Linux dan selalu pakai GIMP buat mengedit gambar, masih saja aku merasa kebingungan ketika mencari salah satu fitur dari aplikasi tersebut. Ya, GIMP sesulit itu, bahkan menjadi bahan lelucon di internet yang mengatakan GIMP adalah aplikasi puzzle berkedok image editor. UI/UX yang rasanya kurang intuitif dan tata letak fitur yang suka bersembunyi. Lebih parahnya lagi, tidak ada fitur Shape!

Dengan adanya Photopea ini menjadi angin segar bagi pengguna komputer yang sehari-hari terbiasa ngedit pakai Adobe Photoshop, namun punya alasan tersendiri yang mengakibatkan ketidaktersediaannya untuk menginstal Adobe Photoshop di komputer kesayangannya. Yang pastinya, aplikasi ini bersifat gratis sehingga Anda tak perlu repot-repot membeli/berlangganan lisensi ataupun melakukan crack/pembajakan yang tentunya melanggar hukum!

Support Multiplatform

Jika Photoshop hanya support di PC Windows dan Mac, Photopea bisa berjalan di platform manapun. Tak hanya terbatas di Windows dan Mac saja, Anda pun bisa menjalankan aplikasi ini di Linux, bahkan di smartphone ataupun tablet support. Kok bisa kompatibel dengan hampir sebagian besar perangkat?

Hal tersebut dikarenakan Photopea merupakan aplikasi berbasis Progressive Web App (PWA). Maksudnya bagaimana? Artinya Photopea berjalan via browser, bukan aplikasi native layaknya Photoshop yang mana memerlukan user untuk menginstalnya terlebih dahulu, yang menjadikan pilihan platform terbatas. Ya, selagi perangkatnya ada browser modern mestinya Photopea bisa running di perangkat tersebut.

Bisa ngedit ala-ala Photoshop di smartphone nih!

Dikarenakan Photopea basisnya website, Anda tak perlu repot-repot mengunduh dan menginstal aplikasi tersebut ke komputer kita. Cukup buka laman webnya dan tak lama kemudian Anda bisa menikmati "hampir" semua fitur dari Photoshop and then do yor workart. Zero installation, zero setting up.

Butuh Koneksi Internet

Dikarenakan Photopea aplikasi berbasis Progressive Web App, mau tak mau Anda wajib terkoneksi ke jaringan internet. Hal tersebut berbeda jika dibandingkan dengan aplikasi-aplikasi native layaknya Photoshop ataupun GIMP, yang mana aplikasi tersebut bisa dijalankan tanpa memerlukan koneksi internet. 

Nah, lagi-lagi karena aplikasi ini berbasis web, kecepatan loading saat pertama kali buka aplikasi ini tergantung dengan koneksi internet kita. Semakin cepat koneksi internet kita, Photopea juga cepat dibuka. Namun terkadang, meskipun internet kita rasanya udah kencang dan nggak ada kendala, masih saja loading aplikasinya lambat. Ada beberapa kasus harus menunggu loading bermenit-menit. After waiting such a long time sadly it's just end up as a blank screen. Kan ngeselin tuh mesti rajin-rajin nge-refresh browser sampai aplikasinya terbuka. Entahla, apakah ada kendala di server Photopea-nya atau memang jaringan provider yang aku gunakan (Telkomsel, koneksi 4G dengan speedtest >30 Mbps) tidak bersahabat dengan Photopea. Coba saja seandainya Photopea ada versi instalasinya juga, beuh bakal ajib banget pasti!

Penuh Dengan Iklan

Photopea memang diciptakan sebagai aplikasi alternatif photo editor yang sifatnya free to use. Ya, ditekankan lagi "free to use", yang artinya setiap orang boleh menggunakan aplikasinya secara gratis. Namun, ketahuilah dari pihak Photopea pasti ada biaya rutin yang harus dibayarkan. Salah satunya ialah biaya maintenance server. Lantas, darimana mereka memperoleh uang, sedangkan aplikasinya saja gratis?

Iklanlah yang menjadi salah satu income utama dari mereka. Ya, Anda harus rela berbagi kurang lebih 20% layar Anda untuk menampilkan iklan dari Photopea. Memang sih tidak mengganggu workflow secara keseluruhan. Hanya saja, ukuran workspace yang semakin mengecil yang membuat proses editing foto kurang leluasa, ditambah animasi-animasi dari iklan yang kindly annoying yang membuat aku merasa agak risih ketika ngedit pakai aplikasi ini.

"Kerisihan" tersebut bisa diobati dengan berlangganan akun premiumnya, yaitu sebesar USD 5 per bulan. Ya jadi nggak gratisan lagi dong? Paling tidak, akun premiumnya ini tak semahal ketimbang berlangganan lisensi Adobe Photoshop yang resmi. Paling tidak, kini Anda bisa ngedit foto ala-ala Photoshop di perangkat manapum, selagi masih mendukung browser terbaru.

Kelebihan dan Kekurangan Photopea

Tak ada gading yang retak, begitulah pula dengan Photopea. Sekilas aplikasi ini tampak perfect, karena Photopea hadir sebagai alternatif Photoshop yang sifatnya gratisan. Dari penjelasanku sebelumnya, serta usai beberapa kali coba ngedit foto pakai Photopea, dapat disimpulkan Kelebihan dan Kekurangan Photopea.

Kelebihan Photopea Kekurangan Photopea
  • Support multiplatform (PC Windows, Mac, Linux, Tablet, smartphone, dll).
  • Installation Free.
  • UI/UX dan fitur mirip dengan Photoshop, sehingga sangat memudahkan bagi user yang terbiasa dengan Photoshop.
  • Support file PSD layaknya Photoshop yang asli.
  • GRATIS
  • Membutuhkan koneksi internet.
  • Performa yang lambat pada beberapa browser.
  • Iklan yang mengganggu untuk versi gratisannya.

***

Demikianlah tulisanku ini mengenai Photopea: Kloningan Photoshop Gratis yang Support Multiplatform. Biarpun tools gratisan yang web based, kemampuan Photopea jangan dianggap remeh. Fitur-fitur yang dibawanya, serta tampilan dan user experience dari aplikasi ini pun benar-benar mirip dengan Adobe Photoshop, sehingga menjadi solusi terbaik buat pengguna Linux ataupun perangkat-perangkat lainnya yang mau ngedit foto, tetapi perangkatnya tak mendukung Photoshop.

Apakah Anda juga pengguna Photopea? Apakah Anda pun tertarik ingin mencobanya? Let me know your thought by leaving the comment below!

1 comments:

ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme