Serba-Serbi Upgrade Lenovo Thinkpad X220: Laptop Tua yang Menolak Tua
Kalau ngomongin Thinkpad, kayaknya gak ada habisnya aku bahas di blog ini. Gimana tidak, sejak trit Kaskus komunitas pecinta Thinkpad dan sering mantengin subreddit khusus Thinkpad, membuat aku teracuni dan kepincut untuk memiliki Thinkpad. Mengapa Thinkpad? Sudah sering aku sebutkan di blog ini kelebihan seri Thinkpad daripada laptop-laptop seri lain, terutama lini consumer. Alasan utama mengapa harus memilih Thinkpad adalah karena Thinkpad memiliki build quality sangat baik dan memiliki harga bekas yang sangat murah.
My daily X220 |
Nah pada kesempatan ini aku ingin menceritakan serba-serbi upgrade laptop Lenovo Thinkpad X220, yang merupakan laptop kesayanganku pribadi yang selalu menemaniku disaat menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan sebuah PC. Sudah satu tahun lewat aku menggunakan laptop ini, yang mana telah aku review di tulisanku sebelumnya (Review Lenovo Thinkpad X220). Selama penggunaan satu tahun tersebut, banyak suka-duka yang telah aku alami bersama laptop ini (Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Lenovo Thinkpad X220). Namun yang pastinya, dalam rentang satu tahun tersebut laptopku ini telah mengalami beberapa upgrade demi memaksimalkan sisa-sisa performa yang dapat dimanfaatkan, meskipun statusnya telah menjadi "laptop tua". Komponen apa saja kah yang telah diupgrade?
Ganti Hard Disk menjadi SSD
Tak lama laptop ini aku terima dari mamang kurir, aku langsung hunting SSD bekas di Facebook Marketplace demi mendapatkan SSD dengan harga yang miring. Didapatlah sebuah SSD bermerk Midasforce berkapasitas 120 GB. Aku membelinya dengan seharga Rp200.000 saja. Lumayan memberikan boost performa ketimbang disaat masih menggunakan hard disk biasa. Namun kekurangan SSD merk Midasforce ini adalah ketebalan SSDnya itu sendiri lebih tebal beberapa milimeter ketimbang hard disk maupun SSD pada umumnya. Sehingga mesti dipaksa sedikit agar dapat masuk ke slot SATA storage dan membuat pita penarik braket storage menjadi putus ketika aku ingin mencabut si SSD tersebut. Ya, ada baiknya memperhatikan ketebalan SSD pengganti sebelum memasangkannya di laptop ini.
Lalu kemudian X220 milikku ini diupgrade lagi SSDnya menjadi sebesar 240 GB bermerk Apacer. SSD Apacer ini sebenarnya SSD punya PC. Berhubung si PC sudah jarang aku gunakan, jadi SSD tersebut aku gunakan untuk laptop X220 dan si PC menggunakan SSD Midasforce. Kapasitas yang naik dua kali lipat ini lumayan memberikan ruang lega untuk si laptop sehingga aku dapat menginstal dual boot Ubuntu & Windows di laptop punyaku ini.
Mengapa aku gak pakai SSD M.SATA saja? Selain ingin meningkatkan responsivitas laptop, tujuan lain aku upgrade ke SSD ini adalah untuk mengurangi "moving parts" yang ada di dalam laptop mengingat media hard disk terdiri dari piringan-piringan yang terus berputar dan rentan rusak apabila sering terguncang akibat laptop itu sendiri yang bersifat mobile. Kalaupun aku memerlukan kapasitas SSD yang lebih besar, aku merasa masih mending mengganti SSD SATA yang lama dengan kapasitas yang lebih besar. Salah satu kekurangan lain slot M.SATA di Lenovo Thinkpad X220 adalah interface di slot ini masih menggunakan SATA II sehingga kecepatan baca/tulis SSD tidak sekencang SSD yang terpasang di slot SATA yang telah menggunakan versi ketiga.
Upgrade RAM
Pada saat pertama kali aku menerima laptop ini, awalnya hanya memiliki RAM sebesar 4 GB (Baca juga: Memilih Kapasitas RAM untuk Komputer). Tetapi karena aku yang kepingin "squeeze every performance" dari laptop yang telah dirilis satu dekade yang lalu ini, aku putuskan mengganti RAMnya menjadi 16 GB.
Meskipun di situs resmi Lenovo mengatakan Lenovo Thinkpad X220 hanya mendukung RAM maksimal 8 GB, namun kenyataannya X220 dapat dipasangkan dengan RAM 2 keping 8 GB yang totalnya menjadi 16 GB. RAM yang aku gunakan adalah sepasang RAM generic merk Kingston, yang tiap kepingnya dihargai sekitar ±400 ribuan. Memang RAM sebesar ini sedikit overkill buat penggunaanku sehari-hari, namun paling tidak memberikan sedikit headroom dikala aku ingin mengajak si laptop buat kerja yang agak berat-berat dikit. O iya, Lenovo Thinkpad X220 masih menggunakan slot RAM DDR3, mendukung baik DDR3 1.5 v maupun DDR3L 1.35 v. Jangan sampai salah pilih, ya.
Ganti Layar TN Display menjadi IPS
Kelebihan yang paling mencolok menggunakan IPS display ketimbang TN display adalah viewing angle yang lebar, sehingga membuat tampilan layar terlihat lebih jernih. Nah, salah satu kehebatan laptop seri Thinkpad ini adalah ketersediaan upgrade layar laptop yang melimpah.
Pada awalnya aku nggak berniat buat mengupgrade layar. Namun niat tersebut berubah ketika laptop Lenovo Thinkpad X230 (Baca juga: Review Lenovo Thinkpad X230) milik temanku pecah, sehingga mau tak mau harus mengganti layarnya dengan yang baru. Yang hebatnya lagi, karena X220 dan X230 memiliki basis yang sama, sehingga mayoritas sparepart, termasuk layar LCD, bisa saling tukar. Dari situlah muncul sefruit akal bulus yang bikin sama-sama untung.
Untungnya ada yang menjual LCD IPS tersebut di marketplace Indonesia, sehingga tak payah mesti memesan LCDnya dari luar negeri, dari Aliexpress misalnya. Link produk bisa Anda klik disini. Seperti yang aku katakan sebelumnya, meskipun diperuntukan untuk Lenovo Thinkpad X230, tetapi bisa dipasang di seri X220.
Layar IPS (kiri) vs TN (kanan) |
Bagaimana rencana "akal bulus" tersebut? Laptop X220 milikku dipasangkan dengan LCD IPS yang baru kupesan tersebut, sedangkan LCD X230 yang pecah milik temanku tersebut diganti dengan sparepart LCD punyaku yang lama. Meskipun berbeda seri, pemasangan LCD di kedua laptop tinggal plek, alias tinggal pasang saja.
Kekurangan dari layar IPS punyaku ini adalah sering meninggalkan bekas gambar sebelumnya atau sering disebut dengan image persistence/image retention. Memang at most cases, efek ini tidak terlalu mengganggu, tetapi rasanya aneh saja masih ada gambar tampilan sebelumnya, layaknya hantu yang sedang menghantui :P
Image retention yang muncul setelah layar menampilkan gambar statis dalam jangka waktu yang lama. Sifatnya tidak permanen (akan hilang sendiri setelah beberapa waktu). |
Memasang Modul Bluetooth
Lenovo Thinkpad X220 milikku ini tidak dilengkapi dengan bluetooth. Pada awalnya aku tidak terlalu memerlukan koneksi bluetooth. Namun makin hari, rasanya memiliki bluetooth bisa membantu produktivitas disaat menggunakan laptop. Misal digunakan untuk menghubungkan headset bluetooth, menyambungkan keyboard bluetooth, atau sekedar transfer data kecil dari HP. Oleh sebab itu, aku memutuskan untuk "meng-upgrade" laptop ini dengan memberikan dukungan konektivitas bluetooth.
Daughterboard bluetooth untuk Lenovo Thinkpad X220 |
Cara termudah agar support koneksi bluetooth adalah dengan membelikan receiver bluetooth berbentuk USB. Namun cara tersebut jelas-jelas akan menggunakan port USB, yang seperti kita ketahui port tersebut tergolong terbatas di laptop. Ada cara yang lebih elegan untuk menambah koneksi bluetooth tersebut. Aku menyebutnya 'ala Thinkpad'.
Ya, kemudahan servis ala Thinkpad yang membuat laptop terkesan "modular" inilah yang memudahkanku untuk mencari komponen yang tepat untuk modul bluetooth ini. Beruntung aku menemukan modul daughterboard bluetooth bekas cabutan dari seri laptop yang sama di marketplace. Cara pasangnya? Mudah banget! Tinggal lepas assembly keyboard dan palm-rest, dan colokkan saja daughter-board bluetooth ke port yang telah tersedia. Dengan harga Rp50.000 saja, laptopku kini sudah memiliki konektivitas bluetooth layaknya laptop-laptop modern.
Pemasangan modul tinggal plug and play |
Ganti Thermalpaste
Yang namanya membeli laptop bekas, wajib hukumnya untuk mengganti thermalpaste. Thermalpaste yang berperan sebagai pengisi celah antara prosesor dengan heatsink, lama-kelamaan akan mengering, sehingga kemampuan transfer panas menjadi berkurang. Kemampuan transfer panas yang berkurang ini berdampak pada performa laptop yang tidak maksimal akibat overheating.
Sebelum mengganti thermalpaste, suara kipas laptop cenderung lebih sering berputar kencang. Di cek suhu pakai HWMonitor, sering sekali suhu prosesor laptop menyentuh angka di atas 100°C. Biang kerok dari suhu yang tinggi ini tak lain akibat thermalpaste lama yang belum pernah diganti.
Untuk urusan pasta pendingin ini, aku mempercayai Noctua NT-H1, salah satu brand thermalpaste terbaik di pasaran. Hasilnya? Desisan kipas laptop lebih jarang terdengar akibat perpindahan kalor dari prosesor ke heatsink lebih efisien, dan HWMonitor pun menunjukkan suhu prosesor cenderung bertengger di angka 70-80°C. Apakah mengganti thermalpaste termasuk "upgrade" performa laptop? Menurutku iya. Sistem pendingin yang lebih efisien berdampak kepada prosesor yang dapat digenjot performanya lebih lama tanpa khawatir akan menyentuh throttling akibat suhunya yang kepanasan. Peningkatan performa tersebut dibuktikan dengan peningkatan skor hasil benchmark menggunakan Cinebench R15 setelah mengganti thermalpaste dengan yang baru.
Sistem pendingin prosesor bekerja lebih maksimal setelah pergantian thermalpaste, yang berdampak pada peningkatan performa prosesor |
Ganti Charger ke 90 W
Mungkin kalau disebut upgrade kayaknya agak kurang tepat, melainkan sekedar mengganti part lama yang rusak. Ya, charger yang disertakan ketika aku membeli laptop bekas ini rusak setelah pemakaian lebih dari satu tahun. Penyebab kerusakan charger tersebut belum diketahui. Tetapi dari awal, aku telah curiga bahwa charger tersebut tidak original. Jadi wajar saja jika mudah rusak, ditambah intensitas pemakaian laptop yang tergolong tinggi dan selalu dicolok ke listrik.
Lagi-lagi Tokopaedi menjadi tempat aku berbelanja sparepart laptop. Ketemulah sebuah lapak yang menjual charger-charger Thinkpad bekas cabutan. Mengapa aku memilih charger bekas? Di marketplace memang banyak penjual yang menjual charger-charger baru yang katanya "original", dengan harga yang lebih murah. Tetapi kenyataannya, charger tersebut hanyalah charger KW yang ditempeli dengan stiker tulisan Lenovo. Untuk laptop kesayangan, apalagi ini urusannya antara perangkat dengan listrik PLN bertegangan tinggi tak boleh main-main. Oleh sebab itu, aku putuskan mending membeli casan bekas cabutan original daripada casan baru tapi KW. Link produk bisa diklik disini.
Pada dasarnya Lenovo Thinkpad X220 disertakan dengan charger 65 W ketika laptop ini dijual dalam kondisi baru. Mengapa aku memutuskan upgrade ke charger 90 W yang dari segi harga lebih mahal daripada 65 W? For most usages, charger 65 W just doing fine. Tetapi menurut beberapa forum yang kubaca, charger 65 W terkadang membuat performa laptop menjadi throttling terutama ketika laptop menyala tanpa baterai. Hal tersebut disebabkan karena charger 65 W tidak mampu memberikan daya yang cukup ke laptop, terutama si prosesor sendiri yang memakan daya 35 W disaat bekerja keras. Lagi-lagi upgrade ke casan 90 W ini demi memaksimalkan performa laptop.
Potential Upgrade
Dari beberapa upgrade yang telah aku lakukan, sebenarnya Lenovo Thinkpad X220 masih memiliki potensi buat diupgrade lagi. Misal, X220 milikku tidak dilengkapi modul bluetooth. Bisa saja fitur tersebut ditambah dengan memasang modul daughter card bluetooth, atau sekalian upgrade Wi-Fi card yang memiliki modul bluetooth di dalamnya, sembari bertambah pula dukungan sinyal Wi-Fi yang lebih baru.
Atau mungkin Anda penasaran apa saja sih potensi upgrade di laptop Lenovo Thinkpad X220 ini? Lagi-lagi kitab sakti pedoman khusus buat Thinkpad X220 bisa menjadi sumber terbaik untuk upgrade-upgrade laptop X220nya.
Kesimpulan
Satu tahun lebih bersama Lenovo Thinkpad X220 rasanya benar-benar memuaskan. Uang dua jutaan yang aku gelontorkan rasanya worth every penny berkat kinerja laptop yang mampu memenuhi segala kebutuhanku. Biar dikata laptop seken, dengan segala upgrade yang telah dilakukan membuat aku percaya kemampuan laptop ini tak kalah jauh dari laptop-laptop modern, bahkan mengungguli laptop potato entry level yang masih ditenagai Intel Celeron/AMD A/E-Series.
It's not a perfect laptop, but it gets the job done, and it's darn cheap!
makasih mas atas info link pembelian charger dan layar ips nya. thinkpad x220 emang masih worthed banget dipakai sampai tahun ini.
BalasHapus