Air Terjun Bedegung: Wisata Alam Ikonik Nan Cantik di Sumatera Selatan
Bulan Februari dikenal sebagai bulan yang penuh kasih sayang. Mengapa? Karena adanya Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Entah mengapa manusia harus secara spesifik memilih 14 Februari sebagai hari memperingati kasih-sayang. Padahal kalau mau mengasihi dan mencintai sesama manusia bisa dilakukan setiap hari. Masa iya tanggal 14-nya kita saling mencintai, eh besoknya bermusuhan? Tetapi paling tidak dengan adanya Hari Valentine, menjadi pengingat kita untuk saling mencintai sesama manusia, tidak bermusuh-musuhan walaupun sedang diterjang oleh pandemi penyakit yang tak kunjung usai.
Pada kesempatan ini aku tidak membahas mengenai Hari Valentine, melainkan sekedar pengalamanku yang sangat exciting yang terjadi di bulan Februari. Apa itu? Yaitu sebuah kesempatan untuk having fun bersama teman-teman sekitar rumah untuk berkunjung ke salah satu spot wisata di Provinsi Sumatera Selatan.
Mungkin cara penulisanku kali ini akan menggunakan cara pendekatan yang agak berbeda. Aku tak kan mendeskripsikan secara detail mengenai spot wisata air terjun ini seperti tulisan-tulisan di blog yang lain. Aku hanya menyampaikan pengalaman pribadiku yang sangat exciting, sebagai tanda syukur yang telah melewati hari-hari buruk di tengah pandemi hingga survive di bulan Februari. Tak mau panjang lebar lagi, kuy simak tulisanku kali ini!
Air Terjun Bedegung
Air Terjun Bedegung merupakan salah satu spot wisata alam yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Air terjun yang memiliki nama lain Curup Tenang ini tepatnya terletak di Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Menurut situs resmi Pemerintah Kabupaten Muara Enim, Air Terjun Bedegung memiliki ketinggian sekitar 99 meter, dan berjarak sekitar 60 km dari pusat Kota Muara Enim.....
Berangkat Dari Palembang
Keberangkatan kami dari Kota Palembang sebenarnya tergolong mendadak. Ide untuk berwisata ke Air Terjun Bedegung sebenarnya tercetus dari salah seorang teman kami ketika sedang "nongkrong cantik" di sekitar masjid komplek usai menunaikan salat Isya. Beliau menggagas ide tersebut mengingat weekend di minggu ke-2 bulan Februari 2021 terdapat libur yang cukup panjang akibat Hari Raya Imlek jatuh pada hari Jumatnya (12 Februari 2021). Awalnya kami ingin mengendarai motor saja, tetapi dengan berbagai pertimbangan kami memutuskan untuk naik mobil saja. Salah satu teman kami telah bersedia untuk menggunakan mobilnya. Berhubung yang ikut ada 11 orang, berangkat hanya satu mobil rasanya tidak memungkinkan. Oleh sebab itu, aku pun merelakan membawa mobil orang tuaku untuk mengakomodasi perjalanan kami. Yaps, masih mobil milik ortu nih. Doakan soon bisa beli mobil pakai uang sendiri yaa aammiin.
Sekitar pukul 07.00 pada hari Sabtu 13 Februari 2021, kami bertolak dari Kota Palembang. Estimasi perjalanan menurut Mbah Google Maps akan memakan waktu sekitar 5 jam lebih dengan jarak tempuh sepanjang 242 km dari Kota Palembang. Perjalanan kami ini melintasi Jalan Lintas Tengah yang akan melewati kota-kota yang ada di Sumatera Selatan, dimulai dari Kota Palembang sendiri, Indralaya, Prabumulih, dan Muara Enim. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 14.30. Meleset jauh dari estimasi waktu yang diperkirakan, ya? Ini diakibatkan karena kami terlalu sering singgah dan berhenti yang disebabkan buruknya perencanaan dan koordinasi. Tapi tak apalah, walaupun demikian selama di perjalanan semuanya berlangsung dengan lancar dan tidak ada kendala.
Beauty Scenery of South Sumatera
To be honest, kunjunganku kali ini bukanlah yang pertama. Pertama kali aku ke Air Terjun Bedegung kalau tidak salah ketika aku masih menjadi bocah SMP. Sebelas tahun kemudian, pemandangan air terjun tak banyak berubah dari apa yang tersimpan di memori otakku. Aku memandangi keadaan sekitar, memasati air-air yang berjatuhan dari atas, sembari memutar kenangan-kenangan yang aku rasakan belasan tahun yang lalu layaknya DVD Player yang memutarkan filmnya. Dulu aku yang masih bocah rasanya senang sekali bisa berwisata ke tempat ini, bersamaan dengan oom, wak, kakak adik sepupu, dan keluarga besar lainnya. Tetapi kini, seorang Muhammad Aldan yang mulai memasuki kehidupan orang dewasa, mengendarai mobil sendiri, ngetrip bareng bersama teman-teman sebaya yang relatif jauh dari rumah. Teman-teman yang lain asyik berfoto-foto dan mengabadikan momen. Aku? Duduk termenung yang sedang flashback menikmati momen masa lampau. Ahh so much memories.Yups, kalian tidak salah baca. Aku berperan sebagai sopir solo pada perjalananku tersebut. Badan rasanya lelah sekali akibat stamina yang terkuras sepanjang perjalanan. Rasa lelah tersebut tak mampu mengalahkan rasa excitement untuk bermain air di bawah guyuran air terjun. Setapak demi setapak aku langkahkan kaki ini di bebatuan yang licin akibat lumut yang hidup di permukaannya, agar bisa mendekati air terjun lebih dekat lagi. Permukaan bebatuan yang tidak rata, diperparah oleh batu-batu yang licin, dan arus air yang mengalir membuat aku mesti melangkahkan kaki secara hati-hati. Salah langkah? Bisa terpeleset dan menghantam batu. Ingat kata pepatah, jatuh terpeleset tak seindah jatuh cinta.
Pulang ke Palembang
Tak bisa berlama-lama di sini, mengingat hari semakin sore dan jarak perjalanan ke rumah masih sangat jauh. Ya, kami menggunakan prinsip PP, alias pulang-pergi. Ekstrem banget ya wkwk demi ngirit. Jam setengah 5 sore menjadi batas akhir kami bermain air. Aku sendiri hendaknya tidak main air yang menguras tenaga mengingat harus menyisakan sedikit energi untuk membawa kembali teman-teman ke rumah.
Setelah semuanya telah membersihkan diri dan mengganti pakaian yang basah, tepat pukul 5 sore menjadi momen kami bertolak dari Kabupaten Muara Enim. Hari yang semakin gelap membuat aku mesti menajamkan penglihatan. Beruntung jalan lintas yang kami lalui kondisinya lumayan mulus sehingga tanpa khawatir akan menghantam lubang yang menganga di tengah gelapnya jalan lintas di malam hari. Kami pun tiba di Indralaya ketika jam telah menunjukkan pukul 21.45. Yaps, kami mampir di rumahnya salah satu teman kami untuk mampir salat jamak magrib dan isya sembari mengistirahatkan badan sejenak setelah melewati perjalanan yang panjang.
Hari yang semakin larut membuat kami tidak bisa berlama-lama di Indralaya. Jam pun telah menunjukkan pukul sebelas malam lewat. Bergegas kami bergerak menuju Kota Palembang. Toyota Avanza lansiran tahun 2010 aku kendarai melewati Jalan Tol Palembang-Indralaya yang kemudian diteruskan melewati Jalan Soekarno-Hatta Palembang, memecah gelapnya malam jalan raya di Kota Palembang. Tibalah kami di komplek perumahan yang kami tinggali pada pukul 23.45.
Simple, but Memorable
Menciptakan momen yang unforgettable tak mesti melakukan suatu hal yang hedonisme, ribet, dan mahal. Memiliki kesempatan untuk kumpul bersama teman-teman dekat dan menciptakan momen kehangatan dalam persahabatan sudah menjadi kesenangan dalam hati dan patut disyukuri. Kita tidak pernah tahu apakah kedepannya kita akan memiliki lagi kesempatan untuk berkumpul dan bercanda ria bersama teman-teman. Entah semuanya sudah sibuk dengan urusannya masing-masing, tenggelam di hiruk-pikuk kehidupan karir dan keluarganya, atau telah terpisahkan oleh jarak. Tak perlu berpayah-payah liburan ke tempat yang eksotis nan mahal, menginap di hotel bintang lima, ataupun berkuliner yang menghabiskan dana jutaan rupiah. Hanya sekedar main air, ngetrip jarak jauh dengan mobil yang notabene "mulai tua" dan mesti berbagi tempat duduk bersama penumpang yang lain sudah cukup menciptakan sebuah momen yang indah nan tak akan terlupakan. Simple, but memorable.
Kondisi sekarang yang semakin sulit terkadang membuat kita menjadi sedih. Apalagi aku pribadi yang belum mendapatkan my dream job seolah-olah terasa di dalam hati "kok aku beban banget sih?". Memang aku belum sesukses teman-teman seumuranku yang mana kebanyakan dari mereka telah memiliki karir yang bagus, telah menjadi produktif dan memiliki penghasilan sendiri, atau bahkan sudah mulai ada yang telah merintis keluarga kecilnya bersama seseorang yang dicintainya. Namun, jangan buat diri kita terlalu hanyut ke dalam kesedihan yang tak berkesudahan. Mulailah mensyukuri hal-hal yang terkecil sekalipun, seperti dikelilingi teman-teman yang heartwarming dan have fun bersama-sama.
3 Best Things Happen in February
Face Reveal nih huehehee |
Banyak hal yang telah terjadi di bulan Februari ini. Mulai dari hal yang menyenangkan hingga yang tak mengenakkan hati. Patut disyukuri karena ketika aku menulis tulisan ini, kita telah berada di penghujung bulan Februari yang akan bersiap-siap menyambut bulan Maret dan membuka lembaran kehidupan baru di bulan yang akan datang. Sebelum meninggalkan bulan Februari, aku akan merangkum tiga hal terbaik yang telah terjadi di bulan Februari ini di dalam hidupku.
- Surrounded by Best People. Perjalanan wisata yang aku lakukan memberikanku beberapa pelajaran hidup, salah satunya tak peduli seberapa banyak kekurangan yang dimiliki oleh seseorang, selama mereka loyal dan tak ada dusta di antara kita sudah cukup untuk membangun strong relationship dengan orang-orang di sekitar kita.
- A long road trip. Entah mengapa aku merasa ada kesenangan tersendiri jika berpergian ke suatu tempat yang jauh, apalagi tempat tersebut belum pernah aku kunjungi sebelumnya.
- Go on Vacation. Inilah tujuan utama mengapa kami rela menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan, yaitu pergi berlibur demi merehatkan sejenak pikiran setelah berkutat dengan hiruk-pikuk kesibukan urusan duniawi.
Hi, mas Aldan. Terima kasih sudah ikutan CR Challenge, yaaa 😍
BalasHapusBy the way, mas Aldan seriusan setir mobil PP? Waaah, bisa 10 jam kalau ditotal. Apa kabar badannya, mas? Nggak sakit kaaan? Hehehehe. Nggak kebayang bagaimana rasanya. Saya yang sering kali kebagian hanya duduk sebagai penumpang pun kadang sudah capek meski hanya duduk dua jam selama perjalanan 😂 Nggak kebayang jika harus 10 jam, itu jaraknya lebih jauh dari Indonesia ke Korea hahahaha. COOL!
Eniho, saya setuju sama beberapa kalimat mas Aldan, daripada pusing memikirkan pencapaian orang lain yang bisa jadi nggak sesuai dengan harapan kita, ada baiknya fokus pada hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup kita. Hehehe. Semoga mas Aldan soon bisa dapat dream job yang mas inginkan dan semoga mas Aldan selalu dikelilingi oleh kebaikan 🥳
Thank you for sharing your stories, mas 😁
Woaaah ada mbak eno. Walaupun blm menang CR Challenge #2 ga jadi dapet duit sejetongnya dong *eheeh gak gak
HapusYups, sekitar 10 jam nyetirin mobil. Berhubung yang dilalui jalan lintas sumatera, ga ketemu Korea dong hueheee
Aammiin makasih atas doa, support dan kunjungannya yabak eno
Haii mas Aldan wkwkwk
BalasHapusKeren sekali nih pemandangannya. Bolehlah kapan kapan kita diajak ke sana 😀
Hayu sini sama oom :3
HapusSepakat sih.. Ga harus hedonisme utk menciptakan kegiatan yg unforgetable..
BalasHapusYok piknik di hutan unsri kak hihihi
Sekalian berburu babi, ya wkwk
HapusJalan-jalan kayak gini memang jadi sesuatu yang paling dibutuhkan di masa-masa sulit kayak sekarang 😄
BalasHapusWkwkwkwk seketika permasalahan lenyap begitu saja ya
HapusSeru banget ya jalan-jalan sama teman-teman bareng ke Air Terjun di Palembang. Nggak bawa oleh-oleh pempek, nih mas?
BalasHapusWkwkwwk udh bosen makan pempek
HapusWahhh 200km lebih perjalanan mantap banget dan untungnya naik mobil yah, kalau naik motor auto keseleo tuh pinggang. Apalagi harus PP, memang luar biasa Mas Aldan ini.. Indah sekali air terjunnya, semoga tempat wisatanya ini tetap terjaga yah keindahan dan kebersihannya..
BalasHapusBawa mobil aja rasanya mau putar balik saja. Ini jalan kok ga sampai-sampai ya wkwk apalagi naik motor
HapusAir terjun yg sering d datengi oleh beberapa org yg kukenal. Asik jugaternyata ke air terjun ini. Jdi pengen ke sana stlah baca crita kk hihi
BalasHapusAyo ke bedegung 😁
Hapusma sha Allah, penulisannya keren
BalasHapusHai Mas Aldan. Wah keren sekali ya bisa nyetir sendiri. Sudilah kira²nya nanti jadi 'supir'nya anak Blogsri pas mau jalan² nanti :v
BalasHapus