Review Takstar HD2000: Bermusik Ala-Ala Studio dengan Budget Terbatas
Kali ini aku akan melanjutkan segmen review di blog ini. Biasanya aku mengulas laptop, namun kali ini aku akan memberikan penilaian kepada salah satu barang yang telah aku pakai lebih dari satu tahun, yaitu Takstar HD2000, sebuah headphone budget yang katanya headphone terbaik di rentang harga 500 ribu ke bawah. Bagaimana penilaianku setelah pemakaian lebih dari satu tahun ini? Lantas juga bagaimana aftersales dari merk ini? Mengingat mungkin sebagian dari para pembaca belum pernah mendengar merk ini.
Aku membeli headphone ini sekitar pertengahan tahun 2019. Sebelumnya aku menggunakan headset gaming Sades G-Power SA-708, yang kondisinya sudah semakin parah seiring pemakaian. Aku pun memutuskan untuk memensiunkan headset lamaku itu, dan mencari pengganti periferal pemutar suara yang berkualitas tinggi namun tetap bersahabat dengan isi dompet. Kaskus menjadi sumber yang tepat dalam hal mencari rekomendasi hardware yang diinginkan dan tempat untuk keracunan ingin memiliki something, mengingat disana banyak pakar-pakar yang telah luntang-lantung sesuai bidangnya masing-masing. Kemudian aku menemukan sebuah trit yang khusus membahas tentang perangkat audio. Halaman demi halaman aku simak. Semakin lama aku mantengi trit itu, aku pun berkesimpulan "ini manusia di kaskus pada kaya-kaya ya, masa cuma buat denger musik perlu harga yang juta-jutaan wkwkwk (I know, bro. Jangan katain aku norak ya. Yang namanya headset/headphone/IEM/atau semacamnya ngga ada yang murah kalo mau yang kualitas studio)".
Dari hasil mantengin trit Kaskus Bahas Headphone (Apalah itu aku lupa namanya wkwk), jatuhlah pilihan ke Takstar HD2000, sebuah headphone asal negeri tirai bambu yang katanya the best headphone in less 500k price range. Sang suhu disana menyarankan untuk membeli produk dari distributor resmi, agar dapat garansi 2 tahun & bisa diservis oleh distributor apabila unit mengalami masalah (Ya iyalah sang suhunya si distributor brand takstar sendiri wkwk).
Aku pun mulai mengubek-ubek marketplace terkenal di Indonesia. Benar saja, unit yang aku incar banyak dijual dengan harga yang sangat miring, hanya 200 ribuan saja. Entah itu barang palsu atau black market, aku ngga mau meresikokan uangku yang mana alih-alih ingin irit, tapi malah rugi karena beli barang yang abal-abal. I want something best for money that I spend. Teringat kata agan Kaskus tadi, aku pun memutuskan langsung meluncur ke toko daring bernama Admiral Wiem di Bukalapak, yang lagi-lagi milik suhu di Kaskus tadi beserta distributor resmi merk Takstar (FYI aja nih, nama distributornya adalah Overkill Parts). Waktu itu aku dipilihkan dua produk, satunya hanya unit saja, dan yang lainnya unit + pouch. Karena kondisi keuanganku pada saat itu terbatas, aku membeli yang tanpa pouch saja. Selisih Rp50.000 lumayan buat beli cilok wkwkw. Empat ratus ribu rupiah aku belanjakan demi memperoleh headphone ini, beserta pelayanan aftersales yang diberikan distributor Overkill Parts.
Unboxing
Beberapa hari pun berlalu, paket yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang bersamaan mamang paket SiCopet ehh SiCepat datang. Tak sabar rasanya nyicipin headphone yang katanya the best in budget range ini. Segala macam plastik pelindung selama pengiriman pun aku tak sobek-sobek. Tak lama pun akhirnya tampak kotak headphone yang tingginya sekitar 30cm itu.
Setelah membuka kotaknya, kita akan disuguhkan lagi sebuah kotak kardus berwarna hitam mengilat, which I think it's very nice packaging. Barulah di dalamnya unit Takstar HD2000 itu sendiri. Penempatan unit headphone-nya sendiri menurutku cukup unik. Kertas kardus didesain sedemikian rupa seolah-olah produsen Takstar ini ingin memberikan kesan "Here, take it. This is our special product for you".
Isi paket penjualan pun tidak neko-neko, maksudku isinya sekedar unit headphone-nya sendiri, user manual, dan jack converter 3.5mm to 6.5mm.
First Impression
Pertama kali yang menjadi perhatianku adalah kabel headphone yang terhubung di kedua bagian driver. You know, most headphones just attach the cable in one side of driver. Hal ini mungkin sedikit mengganggu bagi sebagian pengguna, tetapi menurutku fine-fine aja sih, tergantung preferensi masing-masing. Selain itu yang menjadi perhatianku adalah kabel yang cukup tipis dan tidak ada penguat/pelindung kabel semacam copper braided wire atau semacamnya. Ngeri-ngeri sedap jika kabel headphone tidak sengaja tertarik, ngeri putus bro wkwk. Bagian kepala jack-nya? Sudah dikasih semacam warna keemasan yang disering disebut sebagai gold plated. Entah apa fungsinya ini, tapi keren aja sih ngeliatnya hehe.
Dari segi build quality, hampir seluruh bagian unit terbuat dari plastik yang aku rasa agak tipis. Khawatir akan patah, tetapi percayalah plastik yang membaluti headphone ini menurutku lumayan solid. Untuk finishing catnya, Takstar memberikan warna piano black, alias berwarna hitam berkesan reflektif gitu. Finishing warna seperti ini sebenarnya rentan terkena gesekan, karena biasanya jika lecet sedikit saja akan membuat tampilan headphone menjadi jelek, alias lecet-lecet gitu. Masalah build quality akan aku ceritakan nanti setelah pemakaian lebih dari satu tahun.
Takstar juga memberikan earpad dan pelapis headband berbahan kulit yang menurutku membuat cukup nyaman di kepala jika penggunaan untuk jangka yang lama. Tapi sayang earpad yang disediakan agak kecil alias earpad masih menekan daun telinga (ya namanya juga headphone on-ear hohohoo). Tapi untungnya clamping headphone dirancang tidak terlalu menekan kepala, alias pas di kepala, ngga terlalu longgar, dan ngga terlalu menekan yang membuat kuping panas.
Overall, aku suka bentuk, desain, dan karakteristik-karakteristik luar lainnya. Ukurannya ngga terlalu besar yang membuatnya mudah untuk dibawa kemana-mana, ditambah berat headphone ini sendiri sangat ringan mengingat most of its body terbuat dari bahan plastik. Paling yang membuat aku khawatir dari headphone ini adalah desain kabel yang menurutku agak ringkih. Tapi untungnya panjang kabel yang disediakan sepanjang 1.5 meter. Kabel yang menurutku lumayan panjang di satu sisi agak annoying jika mau mendengarkan lagu dari smartphone karena kabel yang berserakan dimana-mana, tetapi di sisi lain panjang kabel ini sangat berguna jika sedang bekerja di depan komputer yang tidak membatasi ruang gerak kepala tanpa khawatir kabel tidak sengaja tertarik.
Performance
Lantas bagaimana kualitas suara yang digadang-gadang sebagai best headphone in under 500k price range ini? O ya disini aku bicara masalah kualitas suara tergantung preferensi aku sendiri saja ya. Aku sendiri bukan seorang audiophile, ahli audio, atau semacamnya yang memiliki perangkat audio, DAC, atau yang lainnya yang harganya hingga jutaan. Aku sendiri mendengarkan musik dari laptop, PC, dan smartphone yang mana headphone ini langsung dicolok ke port audio 3.5mm yang tersedia di masing-masing perangkat.
Aku setuju dengan para suhu-suhu di Kaskus, yang mana karakteristik suara headphone ini cenderung seimbang. Aku merasa ngga ada frekuensi tertentu yang terlalu menonjol sehingga mampu menampilkan detail-detail musik di berbagai frekuensi. Yang aku suka adalah ada karakteristik bass yang menurutku khas dari keluaran headphone ini, terutama jika mendengarkan lagu-lagu EDM. Jedag-jedug itunya loh yang menurutku sangat asyik, kayak ada tonjokan yang lembut tanpa mendominasi frekuensi yang lain. Ya walaupun menurutku ngga cocok-cocok amat bagi para pecinta lagu-lagu EDM/remix yang hobinya jedag-jedug menggetarkan dada layaknya sound system saat kondangan, karena yaa tadi, suaranya cenderung balanced di tiap frekuensi. Dengerin lagu, enak banget, apalagi formatnya lossless FLAC, AIFF, maupun WAV, ada keasyikannya sendiri gitu wkwkwk. Nonton film? Oke banget. Diajak gaming? Bisa aja kok. Tapi siapkan mic eksternal jika Anda memerlukan voice chat atau semacamnya (Ya iyalah namanya juga headphone. Kalau mau yang ada micnya itu namanya headset). Diajak buat mixing lagu, monitoring, nge-DJ, atau apalah yang berhubungan dengan audio, menurutku sah-sah aja. Ya Takstar sendiri mempromosikan produknya ini sebagai "Profesional Monitor Headphone". Harga miring, multifungsi, bisa dapet banyak. Sweet.
Untuk masalah peredam noise dari luar menurutku lumayanlah. Sering terjadi ketika aku asyik dengerin musik pake headphone ini, tanpa sadar tiba-tiba ada orang yang memanggilku. Cukuplah menjadi orang pekak sesaat wkwkw. Namun, jangan memakai headphone ini di tengah-tengah keramaian yang berisik, karena noise yang cukup berisik masih bisa masuk ke telinga yang lumayan mengganggu kenikmatan bermusik ria.
After a Year Usage
Aku sudah menggunakan headphone ini lebih dari satu tahun. Takstar HD2000 selalu menjadi teman setiaku ketika aku suntuk bekerja di depan komputer yang membutuhkan iringan musik sebagai penghibur hati. Selama lebih dari satu tahun pemakaian, aku merasa aku menyukai headphone ini. Harganya yang murah namun suaranya pun enak, uang yang aku belanjakan terasa worth it gitu eyaaak. Tak ada penurunan kualitas menurutku. Dari awal beli sampai sekarang masih enak banget buat dipakai. Hanya earpad-nya saja sudah mengelupas akibat sering dipakai.
Kekhawatiranku atas finishing piano black yang rentan terhadap goresan ternyata tidak terbukti, guys. Setelah survive setahun lebih bersamaku, ternyata tidak ada goresan lecet sama sekali di headphone-nya. Cukup dilap dari minyak-minyak maupun debu yang menempel, itu barang bakal balik lagi seperti baru. Wiiih.
Selain itu juga, kekhawatiranku atas plastik tipis terkesan ringkih juga tak terbukti. Headphone ini sering aku letakan di sembarang tempat. Terkadang juga aku membawanya dengan memasukkannya begitu saja ke dalam tas. Dan FYI aja nih guys, ketika insiden Kecelakaan Bareng Pacar terjadi, aku membawa headphone ini dengan meletakkannya di dalam tas. Dan apa yang terjadi pemirsaah? Si Takstar ini mampu survive dari bantingan badanku yang sedang terjatuh di aspal. Pasca kejadian, kondisi headphone layaknya tak peduli terhadap insiden apa yang telah dialaminya, alias bodinya itu utuh ngga ada yang lecet ataupun patah-mematah akibat kecelakaan itu. Hanya saja driver sebelah kanan terlepas dari dudukannya sehingga menyebabkan driver menjadi longgar. Just simple fix, open it, put a little glue on it, dan semuanya kembali lagi seperti normal.
Aftersales Service
Sekitar akhir bulan Oktober, aku menemukan speaker sebelah kanan tidak mengeluarkan bunyi. Teringat kata Agan Admiral Wiem, yang mengatakan kerusakan apapun pada unit bisa diperbaiki oleh beliau selagi unit yang mau diservis asli dari Overkill Parts. Kemudian aku memutuskan untuk diservis saja oleh Agan Wiem itu. Aku hubungi beliau via Bukalapak, and thanks god they replied me. Beliau memberikan instruksi prosedur untuk mengembalikan produk ke beliau dan juga memberikan nomor WhatsApp untuk konfirmasi pengiriman barang beserta informasi mengenai perbaikan headphone-ku. Yaudah aku ikuti instruksi yang diberikan Agan Wiem itu, dengan memasukkan beberapa item yang diperlukan ke dalam box unitnya, melakukan packaging seaman mungkin, dan mengirimkannya ke alamat yang diberikan melalui kurir JN*E.
Dua hari berlalu ternyata paketku telah sampai dengan selamat ke Jakarta. Aku yang kelupaan buat konfirmasi ke nomor WA pun mengonfirmasi ke nomor tersebut yang juga berketepatan paketku diterima oleh pihak mereka hohoo. Mereka bilang unit punyaku itu mesti masuk ke bagian sterilisasi terlebih dahulu. Hmm entah prosedur apa yang akan mereka lakukan. Tetapi baguslah jika demikian, mengingat kondisi virus "kolor na" yang tak kunjung usai, dan mungkin mereka sekedar melakukan pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Empat hari pun berlalu, Admin Overkill Parts menghubungiku via WhatsApp. Beliau mengatakan unit punyaku mengalami kerusakan putus kabel. "Waah bisa gitu ya?", tanyaku di dalam benakku. Lantas aku to the point saja, aku bertanya kepada mereka "berapa biaya perbaikannya?", yang pada saat kemudian pesan pertanyaanku itu hanya berujung di dua centang biru.
Seminggu pun berlalu, masih ngga ada kabar dari tim Overkill Parts. Sering terlintas prasangka buruk terhadap mereka, tetapi aku selalu meyakini diriku sendiri bahwa mereka sedang melakukan tugasnya, dan mungkin unit yang mereka bukan milikku saja, masih ada punya orang lain yang belum selesai, dan headphone-ku itu masih dalam list antrean. Karena tak tahan karena digantungin #eyaak, aku memutuskan untuk menghubungi mereka untuk menanyakan kabar si Takstar yang sedang sakit itu. Tepat pada 11 November 2020 aku menghubungi mereka. Dan mereka merespon bahwa unit punya aku masih dalam tahap pengecekan, namun karena katanya teknisi yang mengurus tidak masuk jadi akan digantikan oleh teknisi yang lain. Oke deh menurutku, mari menunggu untuk waktu yang lebih lama.
Ternyata eh ternyata, keesokan harinya Admin Overkill menghubungiku lagi. Beliau mengatakan kerusakan kabel dikarenakan ada bagian yang terjepit di dekat jack. Welp, aku masih bingung juga sampai-sampai rusak gitu, karena yang aku ingat aku ngga pernah melakukan abuse kepada si headphone itu wkwkwk. Singkat cerita, perbaikan cukup dilakukan dengan menyambung ulang kabel dan om admin mengatakan untuk biaya perbaikan hanya sebesar Rp28.000 saja. Loh kok bayar? Karena kerusakan kabel ini cenderung karena kesalahan pemakaian, atau kerusakan yang bukan disebabkan oleh produk yang cacat, sehingga tidak tercover oleh garansi. Sekalian juga aku juga minta gantikan earpad yang baru yang harganya Rp100.000, sehingga total biaya perbaikan menjadi Rp128.000. Lumayan lah.
Chat kami berakhir di tanggal 14 November 2020 yang diakhiri dengan aku yang mengirimkan bukti pembayaran kepada om admin. Setelah itu? Tidak ada hubungan kontak lain. Aku pun tidak memedulikan lagi masalah perbaikan itu, mengingat aku baru saja melakukan pembayaran dan mungkin untuk masalah perbaikan mesti menunggu beberapa minggu lagi. Tapi tidak begitu bosque, tanggal 19 November 2020 aku dikejutkan dengan adanya mamang paket yang nge-chat aku via WA, mengonfirmasi bahwa ada paket yang ditujukan untuk aku dan diletakannya di teras rumah yang dikarenakan akunya sedang tidak berada di rumah. Dan benar saja, paket misterius itu ternyata berisi headphone yang tiga minggu lalu berangkat ke Jakarta, kini kembali ke Kota Palembang yang dikirimkan oleh tim Agan Wiem secara misterius, alias ngga ada konfirmasi mau mengirim kembali ataupun memberikan resi wkwkwk. Cukup mengejutkan sih, tapi it's OK as long as my stuff comes back safely.
In a nutshell, durasi perbaikan ini memakan waktu sekitar tiga minggu. Mungkin durasi sebenarnya bisa lebih singkat lagi, tetapi mengingat ada hal yang buruk terjadi di dunia ini, tim Overkill Parts mesti melakukan prosedur tertentu untuk mematuhi protokol tertentu, terutama biar ngga terjangkit oleh si coro. Untuk masalah pelayananya menurutku lumayan baik lah. Dari segi costumer service-nya yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan secara jelas & responsif, walaupun ada beberapa yang miss seperti chat-ku yang berakhir dibaca saja dan pengiriman balik ke pengguna tanpa konfirmasi lagi. But overall semuanya bagus banget kok, apalagi distributor mau menanggung perbaikan segala kerusakan walaupun garansi produk sudah habis.
Conclusion
Menurutku Takstar HD2000 adalah sebuah headphone yang tepat buat Anda yang berduit cekak, namun tetap mengutamakan kualitas suara. Dibandingkan dengan headphone/headset gaming ternama, Takstar HD2000 ini untuk masalah sound quality aku akui jauh mengalahkan headset-headset gaming tersebut, bahkan dengan harga yang boleh jadi 2 kali lipat dari si HD2000 (Jujur saja aku pernah ditawarkan untuk mencicipi Razer Tiamat milik temanku yang harga barunya hingga 3 jutaan. Pas pertama kali denger lagu pake headset itu, rasanya oooof banget, ngga ada enak-enaknya dibandingkan HD2000).
Kesimpulannya, jika dana terbatas dan hobi dengerin lagu yang mengutamakan detail, udah ambil si HD2000 aja wkkwkwk pastikan ambil yang garansi resmi biar segala macam kerusakan bisa diperbaiki di bengkel resminya. Nggak ada kata-kata lagi yang bisa aku sampaikan buat mendeskripsikan si HD2000 ini. Dari unit hingga after sales-nya, pokoknya mantul, mantap betul hehe.
Btw terima kasih sudah berkenan membaca review yang masih berantakan ini. Sekali lagi ini sekedar pandanganku pribadi mengenai produk ini, apalagi aku bukan seorang yang paham tentang audio baik secara perangkat-perangkat hardware hingga istilah-istilah aneh lainnya tentang si audio ini. Let me know in the comment if you have any opinion about this product, or if you find something missleading from this post. Thank you, bye!
***
Update:
Link tempat belanja,
Tokopedia => https://www.tokopedia.com/admiralwiem/takstar-hd2000-garansi-resmi-2-tahun-overkill-parts-without-pouch
Oke tengyu reviewnya kak.. Izin SS postingan ini buat kodein doi ahahahah
BalasHapusHOOYYYY IQBAAL
Hapus❤️
HapusAku mau sedikit cerita, dulu masa SMA aku sering dengerin musik pake headset yg bawaam dari hp nokia. Bukan headset yg bisa dapat suaro bass yg mantepp.
BalasHapusJd, krn headset biaso, dk terlalu dapat suaro bass nyo. Volume nyo aku keraskan biar dapat suaro bass nyo.. Itu dulu hampir tiap hari..
Skrng efeknya, kupingku sakit kalo pake headset denger musik keras2 hahaaa
Wajar sih. Headset gitu kalo volume kencang frek mid-high nya nusuk banget
HapusSaya adalah orang yang sangat suka mendengarkan musik, jadi tertarik bang hehe. Btw harganya berapaan bang? Saya baca tidak menemukan harganya.
BalasHapusEmpat ratus ribu rupiah, bang
HapusMas 500 rb ke bawah ini bisikin dong belinya dulu di toko apa online, dimana?
BalasHapusSudah saya update di postingan ya mbak
HapusPastikan yang ada tulisan "Garansi 2 tahun resmi OverKill Parts", biar terjamin keasliannya π
Uwaah Keren keren kak hehe jadi tauπ
BalasHapusPengen beli juga jadinya kak wkwkwk, thanks reviewnya kak
BalasHapusPara pengguna earphone dgn harga dibawah 50 k nyimak :v
BalasHapusBang Reviu hp speak tinggi harga murah
BalasHapus