Laptop Lelet? Cukup Ganti Komponen Berikut Ini!
Should I Upgrade My Old PC with Budget SSD? - Permasalahan laptop lelet sering dihadapi oleh kebanyakan orang. Terkadang untuk booting Windows saja kita harus menunggu lebih dari 3 menit, belum lagi mau buka Google Chrome, menunggu lagi sembari menyaksikan animasi kursor berputar-putar yang menandakan laptop sedang me-loading aplikasi tersebut. Yang lebih parahnya lagi, kita yang sedang terburu-buru yang ingin mengirimkan file tugas kuliah melalui email, laptop kesayangan lambatnya minta ampun, ditambah dosen yang sudah marah-marah akibat semalam keasyikan nonton Drama Korea dan melupakan tugas kita tersebut. Urgh, benar-benar bikin stres! Bagi orang yang belum tau, solusi terbaik mengatasi keleletan itu ialah dengan LEMBIRU (Lempar Beli Baru). Tapi tidak semudah itu, Ferguso! Coba telusuri terlebih dahulu apa yang bikin lelet tersebut? Bisa jadi laptop Anda mengidap penyakit yang sering dikeluhkan oleh kebanyakan laptop-laptop lambat lainnya, dan hanya butuh satu solusi simpel. Apa itu? Boleh jadi laptop Anda mengidap penyakit Hard Disk yang lambat. Apa solusinya? Berhijrah ke SSD (Solid State Disk)!
SSD bisa menjadi cara mengatasi laptop yang lambat |
Ciri-ciri laptop yang memiliki hard disk (kemudian disebut HDD) lambat adalah ditandai dengan booting/lamanya ketika menekan tombol power hingga laptop siap dipakai, disk usage mentok 100%/lampu indikator HDD yang menyala terus, dan loading saat membuka aplikasi memakan waktu yang lama. Lalu kenapa SSD bisa menjadi solusi? Dari segi kecepatan sendiri sudah jelas HDD bakal ketinggalan jauh daripada SSD, yang mana HDD terkencang rata-rata memiliki sequential read speed hingga ±200 MB/s, dan SSD SATA termurah pun bisa mencapai >400 MB/s.
Bukan hanya itu saja, dalam spesifikasi hard disk, dikenal yang namanya Seek Time. Seek Time adalah lamanya head hard disk bergerak untuk mencari data yang terletak di piringan hard disk. Apa pengaruhnya? Semakin kecil Seek Time, kemampuan HDD mengakses data-data kecil (Random Read) semakin cepat. Apa sih pentingnya random read ini? Nah, random read ini sebenarnya merepresentasikan penggunaan PC sehari-hari, yang mana ketika PC sedang booting, membuka aplikasi, yang mana kedua aktivitas tersebut membutuhkan hard disk untuk mencari file-file sistem berukuran kecil yang letaknya tersebar di piringan hard disk.
Disk Usage yang tinggi sering terjadi di PC yang masih menggunakan HDD. Hal ini akan berdampak kepada responsivitas PC menjadi lambat. |
Nah this is where SSD is shining simmering splendid. SSD sendiri merupakan sebuah media penyimpanan yang terdiri atas chip flash memori. Sehingga, sistematika penyimpanan data tidak mengandalkan piringan magnetik yang "ditulisi" oleh data secara fisik, melainkan dengan transistor-transistor yang tiap-tiap transistornya memiliki keadaan ON maupun OFF (semacam saklar lampu di rumah kita). Dikarenakan tidak mengandalkan prinsip mekanikal, SSD dapat dikatakan memiliki seek time sebesar 0 ms, alias tidak memiliki seek time sama sekali. Oleh sebab itu, SSD mampu membuat laptop menjadi lebih responsif.
Sebenarnya, menggunakan SSD di laptop maupun komputer sudah menjadi rahasia umum untuk mendongkrak performa PC. Buktinya para produsen laptop sudah mulai mem-bundle perangkat mereka dengan SSD, bahkan dengan SSD berteknologi NVME yang memiliki kecepatan hingga 4GB/s. Bagi laptopnya yang dirilis 5 tahun lalu atau yamg lebih muda, aku bisa menjamin dengan mengganti HDD menjadi SSD bisa membuat performa laptop menjadi lebih responsif, dan penyakit lelet-lelet tersebut hilang dengan seketika. Yak, artikel selesai, silahkan meninggalkan tempat wkwkwk. Tapi bukan itu yang menjadi sorotan utama. Bagaimana jika Anda adalah seorang pemilik laptop yang tua, usang, nan kentang? Apakah dengan mengganti SSD juga bisa memberikan boost performa untuk laptop-laptop lawas tersebut? Jangan nanti sudah payah-payah merogoh kocek buat membeli SSD, malah hasilnya ngga ada perubahan.
Komputer/laptop yang agak muda, di bagian HDD nya sudah menggunakan interface SATA 3. Dengan SATA 3 ini PC mampu memanfaatkan seluruh potensi kecepatan SSD yang dimilikinya. Yang jadi permasalahan, laptop-laptop lawas masih menggunakan interface SATA 2, yang mana kecepatan maksimal interface tersebut hanya sebesar 3.0 Gigabit per detik, alias 300 MB/s. Hal tersebut yang mungkin menjadi bahan pertimbangan bagi user, sehingga merasa keberatan untuk melakukan upgrade kepada laptop kesayangannya. Namun Anda tak perlu cemas, tak perlu risau. Disini aku bakal membuktikan bahwa laptop usang sekalipun masih layak mendapatkan treatment upgrade SSD!
The Patient
Acer Aspire 3680 yang akan mendapatkan treatment upgrade SSD |
Pasien kita pada kesempatan kali ini adalah sebuah laptop lawas, usang, nan tua bernama Acer Aspire 3680 Series. Bagaimana spesifikasinya? Check this out!
- CPU: Intel Celeron M 430 1.74 GHz (Single Core)
- RAM: 2GB DDR2 PC-5300 (Dual Channel)
- OS: Windows 7 Ultimate 32-bit
The Antidote
SSD Midasforce Super Lightning 120 GB |
Untuk SSD-nya sendiri hanyalah sebuah SSD murah meriah, dengan merk yang jarang didengar oleh kuping masyarakat dunia, yaitu Midasforce Super Lightning 120 GB. Aku membeli SSD ini sekitar satu minggu yang lalu, dengan seorang bocah yang aku temui dari Facebook Marketplace (Ya, aku beli dalam keadaan bekas. Tetapi si seller mengaku SSD ini belum pernah dipakai sama sekali). Hanya merogoh kocek Rp200.000 saja untuk mendapatkan SSD ini (Harga baru sekitar Rp230.000). Harga yang sangat murah, mengingat dongkrakan performa yang dihasilkan akan sangat berdampak. (Btw SSD ini sebenarnya diperuntukan untuk Thinkpad pribadiku. Karena masih garansi, aku belum bisa membongkar laptop tersebut, sehingga SSD yang telah kubeli menjadi menganggur. Daripada nganggur mending dijadiin konten wkwk)
The Installation
Bagaimana dengan data dan sistem operasi yang ada di hard disk lama? Ada dua pilihan opsi untuk mengisi SSD baru dengan sistem operasi. Pertama, Anda bisa melakukan instal ulang bersih. Kedua, ialah dengan cara melakukan cloning dari HDD lama ke SSD baru, yang bertujuan agar data-data, software yang terinstal, serta konfigurasi Windows tidak hilang, dan juga cocok bagi Anda yang malas menginstal-instal lagi. Btw aku menggunakan opsi kedua, melakukan kloning HDD ke SSD dengan menggunakan software Macrium Reflect Free. Silahkan ikuti tutorial yang banyak bersebaran di internet. Atau mungkin ketika aku ada waktu, bakal aku buatkan tutorial migrasi HDD ke SSD di postingan selanjutnya.
Data yang sedang migrasi ke SSD. Migrasi dilakukan bagi yang malas menginstal ulang. |
Untuk pemasangannya sendiri, silahkan mengacu kepada masing-masing merk dan tipe laptop Anda sendiri. Yang mana pada intinya, Anda harus mengakses hard disk yang berada di dalam laptop, kemudian menggantikan HDD tersebut dengan SSD yang Anda miliki. Biasanya laptop-laptop keluaran lama disediakan pintu khusus untuk memudahkan Anda mengakses hard disk.. O iya tulisan ini tidak hanya terpaku bagi pemilik laptop saja, namun user komputer desktop pun bisa mengaplikasikan "obat" ini bagi PCnya.
Ada beberapa laptop, terkhusus laptop keluaran lama, yang menyediakan pintu khusus untuk mengakses hard disk, sehingga memudahkan peng-upgrade-an |
The Result
Pertama kali yang aku rasakan adalah responsivitas sistem secara keseluruhan terasa lebih cepat. Dongkrakan performa juga sangat terasa ketika sendang booting Windows, terutama ketika aplikasi yang berjalan di Startup sedang dijalankan, istilahnya laptop lebih cepat ready to use daripada saat masih menggunakan HDD pada sebelumnya. Buka Windows Expolorer, wow cepat sekali! Seakan-akan dibuat tidak percaya bahwa laptop yang aku pakai ini adalah laptop tua yang hanya ditenagai oleh prosesor single core. Jadi dapat aku simpulkan, upgrade ke SSD bisa bikin laptop Anda 5 lima tahun lebih muda #ciaelah.
Untuk membuktikan perkataanku tadi, aku melakukan uji tes booting dengan mengukur berapa lama yang dibutuhkan laptop sejak tombol power ditekan, hingga muncul tampilan desktop Windows 7, baik ketika sebelum maupun sesudah upgrade.
Hasil tes pengujian booting (Semakin kecil, semakin cepat) |
Dari grafik diatas, cukup mengganti hard disk bawakan laptop dengan SSD budget, bisa mempersingkat durasi boot hingga 20 detik. Secara grafik mungkin Anda memandangnya bukan suatu pencapaian yang cukup baik. Namun pada realitanya, aku merasa laptop yang telah di-upgrade lebih cepat me-loading aplikasi Startup, yang mana sebelum upgrade dilakukan aku harus menunggu lebih lama agar laptop benar-benar siap untuk dipakai.
Setelah booting selesai, aku juga mengukur lamanya Google Chrome untuk dibuka, dengan mengukur durasi antara aku menekan tombol Enter hingga tampilan "Google" tampak di browser. Hasilnya?
Disini juga tersajikan bahwa membuka Google Chrome lebih cepat hingga 20% dengan hanya meng-upgrade SSD di laptop kesayangan. Perolehan ini seharusnya bisa lebih baik lagi, mengingat sistem mengalami bottleneck di bagian CPU.
The Benchmark
Rasanya tak puas jika kita hanya bermain-main dengan feeling saja. Bagaimana dengan hasil perolehan benchmark? Pada kesempatan ini aku menggunakan dua aplikasi benchmark HDD yang cukup populer, yakni HD Tune 2.55 dan CrystalDiskMark 7.0.0
HD Tune 2.55
Hasil Benchmark HD Tune Hard Disk |
Hasil Benchmark HD Tune SSD Midasforce. Kecepatan yang mentok di 117.5 MB/s disebabkan oleh laptop yang hanya support SATA 1 |
Awalnya aku heran, kok kecepatan SSD mentok di sekitar 100-an MB/s sih. Setelah kutelusuri lebih lanjut, ternyata laptop ini masih menggunakan interface SATA 1! Dari segi kecepatan transfer maksimum sendiri sudah terbatas oleh controller yang masih menggunakan SATA 1 ini, namun peningkatan performa masih sangat dapat dirasakan. Dari kejadian ini aku semakin yakin bahwa apapun komputer atau laptopnya, dikasih SSD termurah pun bisa memberikan peningkatan performa yang banyak!
Dari hasil benchmark HD Tune ini juga, sangat jelas menunjukkan bahwa SSD memiliki perolehan Access Time yang sangat cepat, sehingga meningkatkan kemampuan drive dalam mencari file-file kecil yang tersebar di dalam media penyimpanan.
CrystalDiskMark 7.0.0
Hasil Benchmark CrystalDiskMark dengan HDD |
Hasil Benchmark CrystalDiskMark dengan SSD |
Dari hasil benchmark ini juga menunjukkan terdapat peningkatan performa setelah mengganti media penyimpanan dengan SSD. Walaupun SATA 1 menjadi pembatas bagi SSD-nya, setidaknya kecepatan read maupun write jauh lebih kencang daripada HDD bawakannya, terutama Random Read/Write ini yang menunjukkan selisih perbedaan speed yang sangat besar.
The Conclusion
Dari hasil pengujian yang aku lakukan ini, terbukti bahwa penyakit laptop yang lelet dan LOLA (loading lama) ini bisa disembuhkan dengan cukup mengganti media penyimpanannya dengan SSD. Bahkan, laptop lawas sekalipun masih memberikan peningkatan performa yang baik. Secara keseluruhan, working with this laptop feels faster than before, even in the fact that this particular thing is only powered by fairly weak processor, and SATA 1 is the limiting thing for the SSD alone (my longest English poem deh wkwk).
Memang sih, kita mengorbankan ukuran kapasitas demi mendapatkan kecepatan. Sebenarnya SSD ada yang memiliki kecepatan yang besar/yang menyamai kapasitas HDD anda yang sekarang, let say you want 500 Gig SSD to match your current HDD. Namun yang menjadi permasalahan adalah harga yang ditawarkan jauh lebih mahal ketimbang HDD. Misal dengan uang 700 ribuan, Anda bisa memperoleh hard disk berkapasitas 1 TB, sedangkan jika Anda belikan SSD Anda hanya akan mendapatkan SSD entry level berkapasitas 480 GB saja. Bagaimana jika ruang penyimpanan menjadi prioritas, namun ingin mendapatkan performa layaknya SSD? Ya beli SSD kapasitas besar dong wkwk. Bukan itu yang kumaksud. Jika dana menjadi faktor penghalang, Anda bisa membelikan case external hard disk agar hard disk lama Anda bisa dimanfaatkan menjadi hard disk eksternal. Atau, jika laptop Anda memiliki optical drive, Anda bisa mengganti tempat CD/DVD Drive itu dengan HDD Caddy, yang fungsinya sebagai tempat bersemayam hard disk lama Anda di slot CD/DVD Drive, sehingga laptop Anda berkonfigurasi dual storage.
Kesimpulannya? Menurutku menggunakan SSD adalah suatu kewajiban, karena mengejar kecepatan dan responsivitas yang ditawarkannya tersebut. Walaupun dari segi harga per gigabyte SSD lebih mahal daripada hard disk, waktu kita terlalu berharga jika dihabiskan untuk sekedar menunggu laptop yang loading yang tak berkesudahan. Ngga harus pakai SSD yang mahal-mahal dengan segala macam performa, fitur, dan tetek bengek lainnya. Cukup dengan SSD murah, seperti Midasforce ini contohnya, sudah mampu memberikan boost performance yang signifikan ketimbang hard disk. Tetapi saranku, walaupun Anda hunting SSD yang murah meriah, tetap pilih merk-merk SSD yang terkenal, seperti Adata, Sandisk, dan Kingston. Dan yang paling penting, pastikan garansi yang diberikan jelas, dan klaim garansi mudah dilakukan (Aku pernah klaim garansi SSD Adata dari distributor Cahaya Distribusi. Mungkin akan aku ceritakan kisah selengkapnya pada postingan yang akan datang).
siap bangg
BalasHapusMantul kk
BalasHapusHaaa.. Aku juga udah ganti jadi SSD nih, alhamdulillah tidak lelet lagi
BalasHapus